Model-Model Pengembangan Media Pembelajaran

Oleh : Muhammad Rafli Aditya, 1303619003, PKB2019

Model Borg and Gall

“Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle , which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it wil be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives”. (Borg & Gall, 1983)

Model pengembangan Borg dan Gall berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan peneliti supaya produk atau hasil yang dirancangnya memiliki baku kelayakan. Dengan demikian, yg diperlukan pada pengembangan ini merupakan rujukan mengenai mekanisme produk yg akan dikembangkan.

Pada model pengembangan ini terdapat dua tujuan utama yaitu pengembangan produk dan pengujian terhadap produk. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan sekaligus mendapatkan validasi terhadap produk yang dirancang.

Langkah-langkah penelitian model pengembangan Borg dan Gall :



  1. Research and information collecting

Yaitu mengumpulkan informasi guna mengkaji permasalahan yang ada, dan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian

2.       Planning

Yaitu merumuskan kemampuan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas

 3.       Develop preliminary form of product

Yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung

4.      Preliminary field testing

Yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. Dapat dilakukan dengan wawancara atau observasi singkat saat pengumpulan data dan analisis data

5.       Main product revision

Yaitu melakukan perbaikan pada produk awal yang dihasilkan dari ujicoba awal. Banyaknya revisi tergantung dari ujicoba terbatas

6.       Main field testing

Yaitu uji coba utama yang melibatkan lebih banyak sample.

7.       Operational product revision

Yaitu penyempurnaan produk terhadap hasil ujicoba yang lebih luas

8.       Operational field testing

Yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan

9.       Final product revision

Yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final)

10   Dissemination and implementation

Yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan


Model Dick and Carey

Model penelitian dan pengembangan Dick dan Carey merupakan model pendekatan sistematik atau prosedural yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James Carey. Model Dick dan Carey menyarankan agar penerapan prinsip desain pengembangan disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh secara berurutan. Model prosedural Dick and Carey ini merupakan model penelitian yang berorientasi pada pemaparan tahapan penelitian secara deskriptif. Secara umum tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tiga bagian yakni tahap pra-pengembangan, pengembangan, dan pasca-pengembangan.

Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Dick dan Carey



1.       Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Yaitu kegiatan mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi. Dengan mengkaji kebutuhan, pengembang akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata atau riil di lapangan yang sebenarnya. Dengan ini pengembang dapat mengetahui kesenjangan apa yang sedang terjadi dan dapat menawarkan suatu rancangan sebagai alternatif pemecahan masalah yaitu rancangan suatu produk tertentu.

2.       Melakukan Analisis Instruksional

Yaitu analisis yang diperlukan sebagai kebutuhan yang dirasa, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan.

3.       Analisis Pembelajar dan Konteks

Yaitu kegiatan Menganalis pembelajar dan konteks, yang mencakup kemampuan, sikap, karakteristik awal pembelajar dalam latar pembelajaran. Dan juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut di mana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan untuk merancang strategi instrusional.

4.       Merumuskan Tujuan Performasi

Gambaran rumusan oprasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan.

5.       Mengembangkan Instrumen

Yaitu mengembangkan instrumen yang digunakan peneliti untuk memenuhi tujuan operasional yang ingin dicapai. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.

6.       Mengembangkan Strategi Instrumen

Mengembangkan strategi instruksional, yang secara spesifik untuk membantu pembelajar untuk mencapai tujuan khusus. Strategi instruksional tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh pengembang. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan.

7.       Mengembangkan dan Memilih Material Instruksional

Pengembang melakukan kegiatan mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran berupa bahan seperti modul, panduan guru, overhead transparansi, CD video, multimedia berbasis komputer, dan laman website untuk instuksional jarak jauh/online.

8.       Merancang dan Melukan Evaluasi Formatifak

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pengembang selama produk dikembangkan. Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan instruksional. Teknik yang sama bisa diterapkan pada instruksional atau penilaian formatif terhadap bahan di kelas.

9.       Melakukan Revisi Instruksional

Revisi dilakukan terhadap produk yang berkaitan dengan langkah-langkah sebelumnya, terutama tujuh langkah awal. Kegiatan ini dimaksudkan agar terciptanya alat instrusksional yang lebih baik dan efektif

10   Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif

Hasil-hasil pada tahap revisi instruksional dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat tersebut selanjutnya divalidasi dan diujicobakan atau diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.


Model Pengembangan Media Pembelajaran ADDIE

ADDIE atau Analusis-Design-Development-Implementation-Evaluation adalah model Pengembangan Media pembelajaran yang muncul pada tahun 90’an dan dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Fungsi dari ADDIE sendiri ialah menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis serta mendukung kinerja pelatih tersebut. Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk dalam kegiatan pembelajaran seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

Langkah-langkan model penelitian pengembangan ADDIE



1.       Analisis

Tahap pertama dalam model ini adalah menganalisis. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap perlunya pengembangan produk dengan melakukan needs assessment, mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan analisis tugas.

Kegiatan pada tahap analisis untuk menentukan komponen yang diperlukan untuk tahap pembangunan selanjutnya yaitu:

(1) menentukan karakteristik pebelajar;

(2) menganalisis kebutuhan pebelajar dalam pembelajaran;

(3) membuat peta konsep berdasarkan penelitian awal. Dilanjutkan dengan merancang flow chart memberikan arah yang jelas untuk produksi produk;

(4) menentukan jenis media yang akan dikembangkan;

(5) menganalisis kendala yang ditemukan;

(6) merancang assessment untuk menguji kompetensi pebelajar. Akurasi dalam menyelesaikan tugas, lembar kerja, kuis, dll;

(7) menganalisis perbedaan antara kelas web dan regular; dan (8) mempertimbangkan pedagogis online. Verbal, visual, taktis, auditori, dll.

2.       Design

Sesuai namanya, tahap ini ialah tahap sistematik untuk merancang konsep dan konten didalam produk yang akan dibuat.

3.       Development

Tahap selanjutnya ialah development atau pengembangan. Jika tahap sebelumnya sudah merancang konsep untuk produk maka tahap ini ialah realisasi dari rancangan tersebut.

4.       Implementation

Pada tahap implementasi ini semua produk yang telah dikembangkan diatur sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan. Tahap ini dilakukan dengan mengujicoba produk secara langsung.

5.       Evaluation

Tahap terakhir dari ADDIE adalah evaluasi. Tahap ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan umpan balik demi kebutuhan revisi, sehingga revisi dibuat dengan hasil evaluasi.


Model KEMP

Model KEMP merupakan model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan oleh seorang pemerhati masalah pendidikan yaitu Jerold E. Kemp. Model pembelajaran yang ia kembangkan lebih menekankan terhadap karakteristik siswa dan memberikan bimbingan dalam berpikir untuk masalah-masalah umum serta menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang tepat.

Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp :



 

1. Menentukan tujuan

Langkah pertama dalam pengembangan desain pembelajaran model Kemp ini ialah menentukan tujuan. Tujuan ini merupakan sesuatu yang ingin diraih dalam proses pembelajaran

2. Membuat Analisis Karakteristik Peserta Didik

Langkah kedua adalah membuat analisis karakteristik si peserta didik. Hal seperti ini dilakukan guna mengetahui latar belakang peserta didik agar nantinya langkah yang diambil merupakan langkah yang tepat

3. Menentukan Kompetensi dan Indikator

Langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi dan indikator yang operasional dan terukur. Hal demikian dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan umum pembelajaran lebih spesifik dan tingkat ketercapaiannya dapat diukur dengan mudah

4. Menentukan Materi

Menentukan materi merupakan langkah selanjutnya dalam model pengembangan pembelajaran Kemp. Guru menentukan materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yang telah ditentukan atau dirumuskan

5. Menetapkan Tes Awal

Penetapan tes awal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman dan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa sehingga guru dapat memahami dan mengetahui tingkat kemampuan siswa dengan program yang bersangkutan

6. Menentukan Strategi Belajar yang Sesuai

Menentukan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan instruksional. Pemilihan strategi meliputi sumber belajar, media pembelajaran yang tepat, efisien, ekonomis, praktis dan mudah dijumpai

7. Mengoordinasikan Sarana Penunjang

menentukan sarana dan prasarana sebagai faktor penunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sarana prasarana tersebut meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu dan tenaga

8. Melakukan Evaluasi

Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan karena dirasa sangat penting guna mengontrol dan mengkaji tingkat keberhasilan siswa dan mengukur keefektivan metode yang telah digunakan


Model ASSURE

Model ASSURE ini dikemukakan oleh Heinich dkk dan dikembangkan ileh Smaldino, dkk sejak tahun 1980-an. ASSURE merupakan kependekan dari Analyze Learners, State standard and Objectives, Select strategi,technologi, media and materials, Utilize technology, media and materials, Requaire learner participation, Evaluated and revise. Model ini dikembangkan untuk menciptakan suasana kelas yang efektif dan efisien saat pembelajaran. Model ini sangat cocok diterapkan terutama pada pembelajaran yang berbasis kepada teknologi dan media.

Penjelasan model ASSURE ini mengikuti dari kepanjangannya yaitu



1.       Analyse Learner

Langkah awal dari model ASSURE adalah analisis Pebelajar. Langkah ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan mengikti kegiatan belajar. Memahami karakteristik siswa dapat membantu dalam pemenuhan tujuan pembelajaran. Analisis karakteristik ini meliputi karakteristik umum, kompetensi spresifik yang sudah dikuasai sebelumnya dan gaya belajar siswa

2.       State Objectives

Setelah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan pembelajaran yang sifatnya lebih spesifik. Tujuan ini dapat diperoleh dari silabus ataupun kurikulum. Tujuan ini yang nantinya diharapkan sebagai hal yang diperoleh siswa ketika selesai menempuh proses pembelajaran

3.       Select Method, Media and Materials

Langkah berikutnya ialah memilih metode, media dan bahan ajar yang akan dipakai ketika proses pembelajaran. Pemilihan ketiga komponen diatas dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sebelumnya telah dirumuskan

4.       Utilize Materials

Langkah selanjutnya yaitu memanfaatkan ketiga komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran. Namun sebelumnya guru sebaiknya melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ketiganya dapat berjalan dengan efektif dan efisien

5.       Require Leerner Participation

Langkah selanjutnya ialah melibatkan siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa diperlukan seperti keaktifan siswa didalam kelas

6.       Evaluated and Revise

Setelah melibatkan siswa dalam pembelajaran, langkah selanjutnya ialah melakukan evaluasi terhadap langkah sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk menilai keefektifa pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Setelah dilakukan evaluasi lalu masuk ke tahap revisi dimana segala sesuatu yang masih perlu diperbaiki akan diperbaiki guna mencapai tujuan pembelajaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar